
Jangan membelakangi orang lain. Itulah peraturannya. Jika kau telah membelakangi seseorang maka itu merupakan sebuah pertanda buruk bagimu. Jika itu bukan merupakan hari terbaikmu, maka tanganmu akan ditahan orang yang kau belakangi. Kemudian perlahan-lahan orang-orang akan mendekatimu sambil tertawa. Mereka akan menahan tanganmu dan mengangkat kakimu hingga serasa kau sedang terbang. Menyenangkan bukan? Ya, tapi itu masih awal. Mereka akan membawamu menuju tiang di depan kelas. Dan memberikan hukuman karena kau telah membelakangi seseorang. Mereka akan memposisikan tiang diantara kaki kanan dan kirimu. Dengan diawali tawa mereka pun menarik kakimu. Dan terjadilah kiamat.
Kami biasa menyebutnya "Penggesekan Dragon". Tapi jangan takut, selama kau mentaati peraturannya, maka kau tidak akan mendapat celaka. Memang banyak yang mengatakan bahwa hal itu merupakan tingkah kekanak-kanakan yang bodoh. Tapi itu adalah persepsi yang salah. Kami melakukan semua itu bukan karena kami bodoh. Tapi itu kami lakukan karena kami paham bahwa dimasa depan nanti itu akan menjadi kenangan yang berharga bagi kami.
Kenangan yang tak mungkin terlupakan. Sebuah kenangan yang akan menghadirkan keceriaan-keceriaan baru. Kala tangis hadir menjelma, kenangan itu akan hadir layaknya seorang sahabat yang mampu menghapus air mata. Melepaskan diri kami masing-masing dari kejenuhan yang mungkin akan mendorong kami ke tempat yang penuh dengan keburukan. Ya, kenangan itu akan menjauhkan kami dari dunia gelap yang menanti kami keluar dari markas terkokoh ini. Markas yang kami sebut BASTRICER.
Kelak kami akan melangkah meninggalkan kelas tercinta ini. Tapi tak apa. Beribu kenangan tidak akan pernah terhapus oleh perpisahan. Kami percaya, apa yang kami sebut dengan rantai persahabatan ini takkan mungkin putus. Rantai itu takkan pernah putus, hanya memanjang. Hingga akhirnya rantai itu akan menggenggam dunia ini. Jadi, jika kelak kami mendengar atau membaca kata bastricer dimanapun kami berada. Kami akan ingat semua masa ini.
Oleh karena itu, ingatlah kata-kataku ini. "Kami bastricer, selamanya akan tetap bastricer. Mungkin ada orang yang menilai kami bodoh karena masih bertingkah kekanak-kanakan. Tak apa, kami takkan marah. Setidaknya kami tahu bahwa dia belum paham apa arti persahabatan yang sesungguhnya."
0 komentar:
Posting Komentar